Muki Sulut : Gereja Harus Siap Hadapi Era New Normal

Sulut KOMENTAR – Ketua Majelis Umat Kristen Indonesia Provinsi Sulawesi Utara (MUKI Sulut) Ir. Mooddy Rondonuwu.,MT didampingi Sekretaris Pdt. Dr. Alfrets Daleno, STh. MPdK menegaskan, gereja harus siap hadapi era New Normal. Hal ini terungkap usai diskusi bertajuk welcome New Normal kerjasama DPW MUKI Sulut, PKBI Sulut dan BAMAG Sulut, Jumat (05/06).

Hadir sebagai narasumber dalam diskusi bertajuk welcome New Normal, Pdt. Drs Johan Manampiring STh selaku Ketua BAMAG Sulut, Pdt.dr Leny Matoke.,Sp.S Gbl. Graha Bethany Wanea Manado, Pnt. Ir. Jennifer Mawikere selaku Direktur Eksekutif PKBI Sulut, Dr.Tri Oldy Rotinsulu SE,MSi Akademisi Unsrat/ISEI Sulut. Tampak juga acara dipandu oleh Herry Pinatik SP.MSi selaku Akademisi/Waket Biro Litbang DPW MUKI Sulut.

Diskusi virtual yang berlangsung akrab ini membahas apa dan bagaimana new nomal dari berbagai perspektif, lalu sejauh mana umat kristen siap untuk beradaptasi dengan perilaku dan gaya hidup di era normal baru, dimulai dari kehidupan berkeluarga, bergereja, bermasyarakat dan berbangsa.

” Semua sepakat bahwa umat kristen di Sulut harus siap memasuki era new normal dilandasi Iman yang kokoh dan mewujudkannya dalam perilaku hidup bersih dan sehat agar memiliki Imunitas tubuh yang kuat serta secara disiplin menerapkan protokol kesehatan (Membiasakan pakai masker, cuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan massa) agar terhindar dari penularan Covid – 19,. Dari aspek ekonomi umat kristen harus mampu melihat peluang yang ada seperti bercocok tanam, bisnis akuaponik serta usaha-usaha lain dengan terus bersinergis antara gereja dan pemerintah,” katanya.

Sementara itu, terkait adanya surat edaran menteri Agama RI no.15 thn 2020 harus disikapi dengan cermat, arif dan bijaksana oleh pimpinan gereja sebagai pengambil keputusan. “Harus melihat dulu apakah jemaat sudah mampu beradaptasi dan menaati protap protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Lalu dari segi kesiapan sarana dan prasarana peribadatan di setiap gereja, apakah sudah ada dan telah memenuhi standar kesehatan?. Dan lain-lain yang terkait dengan jaminan kesehatan dan keselamatan jemaat yang beribadah. Hal -hal tersebut harus dipastikan dulu. Jika perlu dilakukan dulu simulasi dan uji coba untuk melihat berbagai kemungkinan/alternatif,” jelasnya.

Terakhir untuk pengaturannya pimpinan gereja perlu terbitkan juklak/juknis/SOP sesuai standar kesehatan. “Ketika ditanya apakah warga gereja sudah siap ? Harus diakui masih lebih banyak warga gereja yang belum siap dan belum mampu beradaptasi dengan kenormalan baru ini. Inilah tantangan gereja. Adalah tugas dari para pimpinan gereja dan kita semua umat kristen untuk mengedukasi dan mensosialisasikan protokol kesehatan Pandemi Covid19 sebagai syarat berada dalam kehidupan New Normal yang harus dihadapi saat ini,” kuncinya. (***)

Komentar