PUPR Siap Bangun Tanggul 18 KM, Revitalisasi Danau Tondano Selesai 2024

Tondano, KOMENTAR – Revitalisasi Danau Tondano menjadi program prioritas nasional bersama 15 Danau lainya di Indonesia. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pekerjaan prioritas yang harus diselesaikan dalam revitalisasi Danau Tondano adalah pembangunan tanggul pembatas badan air danau sepanjang 18 km.

“Ditargetkan untuk pembangunan tanggul seluruhnya dapat selesai dalam waktu tiga tahun ke depan, atau paling lambat tahun 2024. Kebutuhan anggarannya sekitar Rp 1 triliun,” tuturnya, dikutip situs resmi Kementrian PUPR, Selasa (05/10).

Sebelumnya dalam peninjauan ke Danau Tondano tanggal 29 September lalu, Menteri PUPR Mochamad Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa Danau Tondano merupakan salah satu danau yang menjadi prioritas utama Pemerintah Pusat.

“Hal ini merupakan wujud kepedulian Pemerintah Pusat terhadap upaya dan perjuangan Pemerintah Kabupaten Minahasa dalam rangka Percepatan Penyelamatan Danau Tondano,” terangnya.

Kementerian PUPR telah menyelesaikan revitalisasi Sungai Tondano yang mengalir ke badan air Danau Tondano. Biaya pengerjaannya sebesar Rp 108,6 miliar dengan masa pelaksanaan tahun 2016-2018. Pada tahun 2019 pelaksanaan revitalisasi dianggarkan sebesar Rp 10 miliar diantaranya untuk pembangunan tanggul pembatas badan air danau sepanjang sekitar 108 meter. Pada tahun 2020, pekerjaan revitalisasi dilanjutkan dengan pembangunan tanggul sepanjang 270 meter. Pembangunan tanggul bertujuan mencegah terjadinya alih fungsi dan okupasi lahan di kawasan tepi danau. Sejak tahun 2014 hingga tahun 2019 sudah terbangun tanggul sepanjang sekitar 3 km.

Selain pembangunan tanggul, juga dilaksanakan penataan sempadan, pembangunan cekdam sedimen hulu inlet, dan pembangunan drainase lokasi prioritas.

“Termasuk di bidang Cipta Karya akan dilakukan penataan kawasan, agar tidak timbul kawasan di sekitar danau dan dapat menjadi alternatif kawasan wisata selain KSPN Likupang, termasuk dengan memanfaatkan keberadaan ruas tol Manado-Bitung yang baru diresmikan dengan exit dari Airmadidi,” tutur Basuki.

Adapun revitalisasi danau bertujuan untuk mengembalikan fungsi alami danau sebagai tampungan air melalui pengerukan, pembersihan gulma air/eceng gondok, pembuatan tanggul, termasuk penataan di kawasan daerah aliran sungai.

“Danau adalah tampungan air alami yang harus dijaga dengan baik. Untuk itu dalam program kerja PUPR bidang Sumber Daya Air (SDA) di Provinsi Sulawesi Utara akan difokuskan untuk revitalisasi Danau Tondano. Kami akan tambah alat harvester untuk membersihkan eceng gondok seperti yang sudah dilakukan di Danau Rawa Pening, Semarang, Jawa Tengah,” kata Basuki.

Tumbuhnya eceng gondok merupakan tipikal dari danau pada daerah tropis dengan kandungan nutrient terutama nitrogen, fosfat dan potasium yang tinggi di dalam sedimennya. Dengan jumlah dan pertumbuhan eceng gondok yang cepat, fungsi utama danau terganggu dan menjadi dangkal, sehingga mengurangi volume tampungan danau.

Danau Tondano memiliki volume tampung 668,6 juta/m2 dan luas 4.616 hektar. Luasnya mengalami penyusutan, dimana pada tahun 1992 luasnya sekitar 4.800 hektar, sehingga dalam kurun waktu 25 tahun terakhir telah menyusut 184 hektare.

Bupati Minahasa DR Ir Royke Octavian Roring, MSi (ROR) mengatakan, bahwa Pemkab Minahasa bersama Balai Sungai telah menyusun rencana aksi untuk Danau Tondano. Adapun total panjang jalan yang mengelilingi Danau Tondano 43 Km, dan Bupati ROR mengusulkan 19 Km jalan pesisir danau yang masih merupakan jalan Provinsi dapat dijadikan jalan Nasional karena merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Danau Tondano.

“Hal ini agar penanganan Danau Tondano dan sekitarnya bisa tertangani dengan baik. Kita berharap kedepan setelah adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang, Danau Tondano bisa menjadi tujuan pariwisata alternatif,” jelas Bupati.(bly*)

Komentar