Sangihe, KOMENTAR – Perikanan di Kabupaten Kepulauan Sangihe mulai merambah pasar luar negeri. Baru-baru ini perdana di ekspor ikan tuna dengan berat 206 kilogram termasuk 50 kilogram sampel ikan ke negara dengan julukan matahari terbit tersebut.
“Kegiatan ekspor ini dapat meningkatkan perekonomian daerah. Ini merupakan perdana kita (Kabupaten Kepulauan Sangihe) melakukan kegiatan ekspor, dengan itu pula selain kita mendapatkan devisa, daerah juga mendapatkan bagi hasil pajak karena ekspornya dari sini,” ujar Bupati Kepulauan Sangihe, Jabes E Gaghana. Kata Gaghana, dengan di ekspor hasil perikanan daerah, akan berdampak baik pada perekonomian nelayan setempat. Kendati begitu menurutnya, menjaga hasil perikanan tetap baik maka perlu didukung dengan cara tangkap yang benar.
“Semoga kita menjadi pelanggan utama untuk kegiatan ekspor ini, caranya kita juga harus menjaga kualitas kualitas perikanan yang ada, salah satu melalui metode tangkap yang benar,” ucapnya.
Kepala Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas II Tahuna Geric H B P Lumiu menyatakan ikan tuna menjadi salah satu komoditi perikanan yang sangat besar jumlah peminatnya. Sehingga menjadi peluang yang sangat baik dalam peningkatan ekonomi masyarakat.
“Berdasarkan data dari kami tercatat pada 2019 ikan tuna yang terkirim dari Sangihe sebanyak 774.614 kilo, jika nilai ini kita kalikan harga yang di pasaran rata-rata RP 30 ribu, artinya ada kurang lebih Rp 20-an miliar yang bisa diraup, dan ini hanya untuk satu komuditi,” kata Lumiu.
Namun begitu, kata dia, ada penurunan akibat pandemi COVID-19. Akan tetapi kegiatan lalulintas perikanan masih tetap berjalan. “Untuk tahun ini memang ada beberapa kendala terkait pemasaran dikarenakan situasi pandemi COVID-19 dan berdasarkan data mulai dari awal tahun hingga Agustus ikan tuna yang terkirim tercatat 174.492 kilo yang terdiri dari 152.627 kg untuk ikan tuna utuh dan 21.685 kg untuk tuna loi,” ungkapnya. Ia menambahkan sampai saat ini pemasaran ikan tuna masih di pasarkan di kota Bitung dan Manado.
“Namun dengan di bukannya bareskol Manado-Jepang yang di inisiasi oleh Bea Cukai Manado, BKIPM Tahuna, Ikatan Pengusaha Perikanan Sulut, yang bekerja sama dengan Dinas Kehutanan Perikanan Sulut dan semua stekholder terkait. Maka telah dilaunching perdana pada 23 September dan besok merupakan pengiriman komoditi ketiga kalinya dan untuk pertama kalinya Kabupaten Kepulauan Sangihe berkontribusi untuk kegiatan eskpor ini,” katanya.
Lebih jauh ia menyatakan, untuk pengiriman perdana Tahuna-Manado-Jepang ada dua komoditi yang akan dikirim. “Dan dalam proses pengiriman ini hanya ikan tuna dengan klafikasi grade A,” pungkasnya.(bon)
Komentar