Penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja, Ratusan Polwan Diterjunkan Amankan Unras di DPRD Sulut

Manado, KOMENTAR – Penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja yang berimbas pada aksi unjuk rasa (Unras) diberbagai daerah langsung diantisipasi aparat keamanan. Pada aksi unras di Kantor DPRD Provinsi Sulut, Kamis (08/10) kemarin, ratusan personil kepolisian diterjunkan untuk mengamankan jalannya aksi yang diikuti oleh kurang lebih 500 mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat lainnya tersebut.

Polda Sulut langsung menurunkan pasukannya guna membackup jajaran. Selain personil Sabhara dan Brimob serta beberapa personil Fungsi Kepolisian lainnya, sejumlah personil Polwan juga diturunkan pada demo yang dimulai sejak pukul 11.00 WITA.

Kapolda Sulut memeriksa kesiapan pasukan dalam rangka pengamanan unras.Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pol Jules Abraham Abast, mengatakan ada sebanyak 180 personil Polwan dari berbagai Fungsi diturunkan dalam aksi unjuk rasa tersebut. “Para Polwan diturunkan dalam aksi unjuk rasa untuk menjadi Tim Negosiator mengantisipasi aksi unjuk rasa,” ujar Kabid.

Meski saat berlangsung unjuk rasa, hujan turun begitu deras, namun para Polwan di bawah pimpinan Pakor Polwan Polda Sulut AKBP Nonie Sengkey tetap siaga bertahan di depan para aksi pendemo. “Diturunkannya Polwan menghadapi massa aksi unjuk rasa, agar para pendemo tidak bertindak anarkis. Dan hingga bubar, aksi unjuk rasa tetap berlangsung damai,” tandasnya.

Sebelum melaksanakan pengamanan, Kapolda Sulut Irjen Pol R.Z Panca Putra Simanjuntak, turut mengecek kesiapan pasukan Polda Sulut dalam rangka membackup jajaran, mengantisipasi aksi unjuk rasa terkait penolakan Omnibus law UU Cipta Kerja. Apel digelar di halaman Ditsamapta Polda Sulut, dihadiri oleh para pejabat utama Polda Sulut, personil Samapta, Brimob, Tim Maleo dan Polwan.

Menurut Kapolda, apel ini sebagai tindak lanjut perintah Mabes Polri dalam rangka mengantisipasi aksi unjuk rasa. “Kita sudah diperintahkan untuk mengantisipasi ini, saya mau mengecek apakah kita semua sudah siap atau tidak,” tegas Kapolda.

Lebih lanjut jenderal bintang dua ini menegaskan, Polisi harus sudah siap menghadapi aksi unjuk rasa, oleh karena itu semua tugas harus dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik dan benar. Selain mengecek kesiapan personil, Kapolda juga mengecek kesiapan peralatan dan kendaraan yang akan dipergunakan.

“Saya minta dalam menghadapi unjuk rasa, lakukan dengan tegas dan humanis. Siapkan dirimu, dengarkan pimpinan kerjakan tugas dengan sebaik baiknya dan bekerjalah bersama-sama,” pungkasnya.

Sementara itu Kapolresta Manado Kombes Pol Elvianus Laoli ketika diwawancarai dilokasi menyayangkan adanya provokasi dari oknum yang tidak bertanggung jawab dengan aksi “bakar ban” di jalan. “Kami selaku pihak Kepolisian sangat menyayangkan karena demo yang semula berjalan aman ini, di provokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga diwarnai aksi pembakaran ban yang sangat mengganggu ketertiban umum”, ujar Laoli.

Sekira 650 personil gabungan Polda Sulut dan Polresta Manado dikerahkan untuk mengawal aksi tersebut. “Meski sempat terjadi sedikit gesekan antara aparat dan demonstran, bersyukur tidak ada korban dari kedua belah pihak”, tukas Laoli.

Diketahui Akibat demonstrasi yang berlangsung sekita 6 jam tersebut, jalan depan Kantor DPRD Sulut ditutup dan menyebabkan kemacetan pancang diruas jalan Kairagi dan jalur Manado-Airmadidi.(oby/pra)

Komentar