Respons Warga Terhadap Peringatan Dini Karangetang

Sitaro, KOMENTAR – Kemampuan respons warga terhadap peringatan dini Gunung Api Karangetang, di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) menjadi hal penting. Di mana tingkat kepekaan warga tersebut sangat prinsip dalam pengelolaan risiko bencana yang akan terjadi. Bupati Kepulauan Sitaro, Evangelian Sasingen mengatakan respons warga terhadap peringatan dini khusus untuk ancaman bencana Gunung Api Karangetang  menjadi salah satu kata kunci meminimalisir dampak bencana alam termasuk bencana erupsi Gunung Api Karangetang.

“Untuk itu sejumlah program telah dilaksanakan oleh pemerintah daerah melalui instansi terkait. Seperti halnya desa tangguh bencana (destana), yang saat telah dibentuk sebanyak 19 destana,” ujar Bupati Sasingen di webinar peringatan bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (12/10).

“Umumnya desa tangguh bencana tersebut berada di wilayah yang berdekatan dengan Gunung Api Karangetang. Termasuk dua desa yang dekat dengan Gunung Api Ruang, di Kepulauan Tagulandang,” sambungnya. Selain program tersebut, ia menyebutkan bahwa pemerintah daerah juga telah membentuk jemaat tangguh. Hal ini merupakan konsep penanggulangan bencana berbasis komunitas.

“Karena dalam pandangan pemerintah daerah melalui pelibatan komunitas, lebih khusus komunitas keagamaan penting artinya. Dengan begitu, pada proses advokasi dan literasi tentang kebencanaan akan lebih mudah. Dan saat ini sudah terbentuk enam jemaat tangguh di wilayah yang tergolong rawan bencana,” sebutnya.

Ia mengatakan pula, juga adanya pelibatan relawan dan pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) yang menjadi upaya lain pemerintah daerah dalam meningkatkan respons warga tersebut. Untuk FPRB sendiri di Sitaro telah terbentuk sejak 2014 lalu.

“Dan sejauh ini telah banyak kegiatan yang dilakukan FPRB dalam upaya penanggulangan bencana di daerah,” ucapnya. Kendati demikian kata dia pula, selain melalui program dari pemerintah daerah. Respons warga terhadap ancaman bencana rata-rata sudah terbentuk secara alami.

“Inilah kearifan lokal yang dimiliki masyarakat. Di mana warga masyarakat Sitaro termasuk peka terhadap bencana. Semisal dengan peningkatan aktivitas Gunung Api Karangetang, umumnya masyarakat akan melakukan evakuasi mandiri di lokasi yang lebih aman,” katanya.

“Dan dukungan stakeholder seperti Pos PGA di Sitaro juga sangat membantu. Bahkan Laporan Pos PGA sering menjadi rujukan masyarakat pada umumnya,” katanya kembali. Sebagai informasi Bupati Sasingen menjadi pemateri pada sesi 4 serial webinar “Daerah Punya Aksi Pengurangan Risiko Bencana”, yang mengusung tema tentang peringatan dini.(sal)

Komentar