STRATEGI CITY BRANDING BITUNG SEBAGAI KOTA DIGITAL

Oleh: Dr.Hendra N.Tawas,SE.MSi*

*Staf Khusus Walikota dan Wakil Walikota Bitung

*Anggota Dewan Digital Kota Bitung

City branding sebagai suatu strategi erat kaitannya dengan identitas kota karena merupakan salah satu upaya untuk mengomunikasikan ciri khas kota dan memberikan perbedaan atau nilai unik untuk kota itu dibanding kota lainnya sehingga kota itu mudah diingat dan dikenali. Selain itu, Branding dilakukan untuk menciptakan label yang kuat dan mencerminkan identitas kotanya, sehingga dapat menarik calon konsumen, wisatawan, investor dan yang lainnya.

Sebelumnya, Kota Bitung dikenal dengan identitasnya sebagai “Kota Cakalang” karena kaya akan hasil laut, serta mayoritas penduduk kota berasal dari Sangihe Talaud yang berprofesi sebagai nelayan baik nelayan tradisional maupun modern. Selain dikenal dengan istilah “Kota Cakalang”, Kota Bitung juga dikenal dengan berbagai istilah lain diantaranya sebagai kota pelabuhan, kota multidimensi, kota perdagangan, kota industri yang didominasi oleh industri perikanan.

Sektor perikanan sejak lama menjadi primadona di Kota Bitung, khususnya sejak pembangunan pelabuhan, dan gencarnya pengembangan Kota Bitung. Akibatnya Kota Bitung menjadi sangat mengandalkan sektor perikanan sebagai sektor utama penggerak ekonomi. Namun sejak diberlakukannya kebijakan Menteri Kelautan Republik Indonesia berupa larangan transhipment dan moratorium ekspor kapal asing di tahun 2014, industri perikanan berskala besar di Bitung menjadi terdampak, sehingga identitas sebagai “Kota Cakalang” yang dikenal masyarakat luas menjadi tidak cukup kuat lagi dalam menjalankan perekonomian kota, sehingga branding baru perlu diciptakan untuk membuat Kota Bitung lebih dikenal. Di saat sektor perikanan yang menjadi sumber pendapatan daerah menurun, maka Pemerintah Kota (Pemkot) Bitung kemudian mengalihkan strateginya ke sektor yang lain untuk mem-branding kotanya.

Tahun 2016 Pemkot Bitung membuat identitas baru untuk Kota Bitung melalui sektor pariwisata. Adapun waktu itu strategi branding yang dilakukan pemerintah kota Bitung adalah memberikan identitas dengan 3B: Bitung, Bahari, Berseri. Melalui Branding 3B ini, Kota Bitung berhasil menghidupkan kembali perekonomiannya. Data pada tahun 2019 menunjukkan presentasi pertumbuhan ekonomi mencapai 6,7 persen di mana sektor pariwisata berperan sangat dominan.

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi di era revolusi industri 4.0 yang terjadi saat ini, melalui kepemimpinan Walikota dan Wakil Walikota Bitung saat ini, Ir.Maurits Mantiri, MM dan Hengky Honandar,SE (MM-HH), maka Pemkot Bitung kembali mem-branding identitas kotanya dengan identitas “Bitung Kota Digital”.

Identitas ini bukan hanya sekadar slogan. Tapi sudah merupakan visi dan misi serta program unggulan dalam periode kepemimpinan MM-HH saat ini. Hal ini dibuktikan dengan Pemkot Bitung sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan pada sistem tatanan kotanya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang ada, dengan memanfaatkan teknologi digital. Branding “Bitung Kota Digital” ini telah berjalan sejak dari awal kepemimpinan MM-HH, di awali dengan pembuatan master plan yang digunakan untuk penyusunan perencanaan dan pengembangan Bitung Kota Digital, dilanjutkan dengan membangun sarana dan prasarana atau brand touchpoint melalui pembangunan command center, wifi publik, serta aplikasi-aplikasi layanan publik yang dapat diakses oleh masyarakatnya.

Apa yang dilakukan oleh Pemkot Bitung saat ini dalam mem-branding kotanya sebagai Kota Digital perlu diapresiasi setinggi-tingginya. Namun tentu saja tidak cukup sampai disitu. Bahwa untuk mewujudkan sebuah city branding, terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh kota yang bersangkutan, diantaranya: attributes, message, differentiation, dan ambasadorship (Pahlevi, et al., 2018).

Attributes: terkait dengan bagaimana cara kota tersebut mengekspresikan karakternya, gaya, daya tarik dan personaliti kota kepada khalayak. Artinya Kota Bitung perlu ikon yang dapat mewakili dan menjadikan karakter Bitung dikenal sebagai kota digital. Contoh, Command Center yang dibangun di lokasi Kantor Walikota Bitung. Command Center dapat dijadikan ikon, karena selain sebagai pemantau cctv, juga dapat diintegrasikan dengan aplikasi seperti e-office, sistem penanggulangan stunting, pariwisata, perizinan, investasi, UMKM dan yang lainnya. Keberadaan command center Kota Bitung nantinya dapat menjadi daya tarik tersendiri karena dapat dijadikan objek perkunjungan dan pusat informasi secara digital bagi pihak luar yang berkunjung ke Kota Bitung.

Message atau pesan, merupakan cara sebuah kota mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak dengan menarik dan melekat di benak masyarkat. Pesan yang disampaikan harus bisa menggambarkan kota secara singkat sehingga akan mudah diingat dan orang juga senang untuk mengingatnya. Misalnya pesan yang ingin disampaikan dari Bitung Kota Digital adalah Bitung Digital Friendly”. Pesan ini memiliki arti dimana masyarakat dan pemerintah dapat merasakan manfaat dari Bitung sebagai kota digital yakni peningkatan kualitas hidup yang efisiensi dan efektifitas dalam menggunakan alokasi sumber daya daerah, mengurangi kesenjangan pada masyarakat sehingga dapat mencapai kesejahteraan masyarakat.

Differentiation merupakan hal penting bagi suatu kota dalam melakukan branding karena berguna dalam memberikan nilai penawaran yang baik kepada target sasaran. Differentiation juga berhubungan dengan pembeda pesan yang dipresentasikan oleh kota tersebut dan pesan yang disampaikan harus unik dan berbeda dari kota lainnya. Umumnya kota-kota yang menerapkan system digital akan melabeli kotanya dengan istilah smart city. Namun hal berbeda dapat dilakukan oleh kota Bitung. Misalnya slogan di atasBitung Digital Friendly melalui slogan tersebut diharapkan masyarakat memiliki persepsi bahwa dengan adanya digitalisasi masyarakat bisa merasa dimudahkan dan dapat merasakan manfaatnya yakni peningkatan kualitas hidup yang efisiensi dan efektifitas, sehingga dapat mencapai kesejahteraan masyarakat.

Ambassadorship pada sebuah kota berguna untuk menggambarkan atau mengekspresikan kota yang baik sehingga dapat menarik orang untuk datang kembali dan berkeinginan untuk tinggal di kota tersebut. Selama Bitung melakukan branding sebagai kota digital, Kota Bitung dapat menjadi inspirasi bagi kota lainnya diseluruh Indonesia termasuk pemerintah pusat dikarena inovasi-inovasinya sebagai kota digital. Namun terlepas dari itu peran pemimpinnya sendiri sangat berpengaruh untuk menjadikan Kota Bitung menjadi kota yang menginspirasi, menjadi duta untuk kota lainnya di Indonesia. Ir.Maurits Mantiri, MM dan Hengky Honandar,SE sebagai Walikota dan Wakil Walikota saat ini tentu saja memiliki kapasitas untuk menjadi digital leadership, serta sosok inspiratif bagi masyarakat dan kota lainnya.

Berdasarkan bahasan yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan strategi city branding Pemkot Bitung dapat melakukannya melalui tiga tahap.Pada tahap pertama, tahap perencanaan strategi, Pemkot Bitung dapat mengubah image kota dengan tujuan untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat bahwa Kota Digital dapat membuat masyarakat Bitung hidup lebih nyaman hingga akhirnya dapat mencapai kesejahteraan masyarakat yakni peningkatan kualitas hidup yang efisiensi dan efektifitas dan mengurangi kesenjangan pada masyarakat. Pada tahap kedua, tahap implementasi strategi, city branding yang dapat dilakukan oleh Pemkot Bitung berdasarkan attributes, Message, Differentiation, Ambassadorship.

Sementara tahap ketiga adalah tahap evaluasi strategi, dimana Pemkot Bitung dapat meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang memengaruhi kesuksesan program Bitung Kota Digital, mengukur kinerja dan mengambil tindakan koreksi. Oleh karena dalam proses implementasi program biasanya akan muncul beberapa hambatan baik secara internal maupun eksternal seperti kesulitan beralih dari konvensional ke digital, kekurangan SDM, dan kesulitan bekerjasama denga pihak swasta, terbatasnya sarana dan prasarana.

Demikian beberapa catatan kami (Staf Khusus Walikota dan Wakil Walikota Bitung) dari serangkaian hasil diskusi internal. Kiranya sumbangsih konkrit kami ini dapat memberi value bagi pemerintahan dalam mewujudkan Bitung Kota Digital sebagai visi dari Walikota Ir Maurits Mantiri MM dan Wakil Walikota Bitung Hengky Honandar SE menuju Bitung Hebat dan lebih baik.(*)

Komentar