Minahasa, KOMENTAR- Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Utara (Sulut) Steven Kandouw memuji GMIM Riedel klasifikasinya A plus kalau pakai kriteria. Kemudian sentralisasi GMIM Riedel masuk 20 besar.
“Tapi rata-rata semua jemaat di Tondano sentralisasi hebat. Orang Tondano biar galak-galak, tapi dalam berdiakonia gereja luar biasa,” kata Wagub Kandouw dalam sambutannya saat menghadiri HUT ke-34 Jemaat GMIM Riedel Wawalintouan Wilayah Tondano, Kabupaten Minahasa, Minggu (27/08).
Lanjutnya, HUT ke-34 GMIM Riedel dengan infrastruktur luar biasa, kita jangan pernah puas. Wagub Kandouw menceritakan Gereja Katolik Timur Winsantio sudah 1.300 tahun, setelah itu bubar. Apalagi kita baru umur 34 tahun.
“Saya cari tahu kenapa gereja mengalami kemunduran tidak berkembang. Pertama intervensi agama lain, kemudian kesalahan memahami ideologi gereja, kesalahan mengimplementasi visi misi gereja,” kata Wagub Kandouw.
Karena itu, Wagub Steven Kandouw mengajak tekun bersaksi, bersekutu dan melayani. Bersaksi kita harus memperlihatkan iman Kristen bedah dengan yang lain, tidak sama.
“Kemudian bersekutu. GMIM Riedel harus jadi sumber cinta kasih, damai sejahtera dan sukacita. Sementara berdiakonia bukan selalu berhubungan dengan materi, tapi dengan pemberian diri. Saya pikir ini resep sederhana supaya GMIM Riedel boleh seribu tahun dan selama-lamanya,” pesan Kandouw mengingatkan.
Selain itu, Wagub Kandouw juga menyebutkan, pertumbuhan jemaat dari segi kelahiran kecil. Karena penduduk Sulut 70 persen migrasi. Ini bisa dilihat dari angka kelahiran sedikit.
“Tadi saya lihat guru sekolah Minggu 34 orang, dan anak sekolah Minggu 40 orang. Sementara Lansia waktu menyanyi banyak sekali. Berarti anak muda sedikit. Kita setuju GMIM Riedel beranak pinang seperti pasir. Tentu saja kualitas dan kwantitas harus seiring,” kata Wagub Kandouw.
Selain itu, Wagub Kandouw mendorong generasi muda kita untuk berumah tangga dalam Kristus dan beranak pinang yang banyak.
“Saya juga mau kasih tahu di India Utara sudah 200 tahun tidak ada perceraian. Padahal di sana tidak ada GMIM. Di Iwo Jima Jepang sudah 80 tahun tidak ada tindak pidana ringan. KDRT tidak ada sehingga kantor polisi tutup.
“Mudah mudahan di HUT ke-34 GMIM Riedel boleh ikut ini, tidak ada perceraian dan tidak ada tindak pidan ringan. Ini menjadi tantangan bagi kita semua. Semoga HUT Ke-34 GMIM Riedel tahun depan lebih baik dari tahun ini,” pungkasnya.(ist/*)
Komentar